Delusi dan Halusinasi adalah : Perbedaan dan Contoh Lengkap

Delusi dan halusinasi sering diartikan sebagai hal yang sama. Padahal, makna dan konteks kedua kata itu sangat berbeda sama sekali. Meskipun demikian, baik delusi dan halusinasi adalah memang sama-sama kejadian dimana pikiran melakukan sebuah proses atas sesuatu yang tidak benar-benar terjadi.

 

Kondisi ini mengacu kepada pikiran yang terus-menerus mengkhayalkan sesuatu yang tidak nyata. Bahkan, salah satu di antaranya termasuk ke dalam salah satu gejala penyakit mental yang berbahaya dan memerlukan penanganan khusus.

Lantas, apa, sih, perbedaan delusi dan halusinasi? Sebelum itu, perlu untuk mengetahui apa pengertian dari delusi dan halusinasi.

Pengertian Delusi

Hal pertama yang harus diketahui adalah delusi termasuk ke dalam gangguan mental yang tingkatannya cukup serius. Jadi, dalam istilah medis, delusi sering disebut dengan psikosis.

Pengertian-Delusi

Delusi atau psikosis merupakan gangguan mental dimana penderitanya mengalami ketidakseimbangan antara imajinasi, pikiran, serta emosi terhadap kenyataan yang ada sebenarnya. Maksudnya, apa yang terjadi di dalam hidupnya dan apa yang dipikirkan oleh penderitanya bisa berbeda jauh.

Penderita delusi terus-menerus akan bersikukuh terhadap apa yang dia pikirkan dan apa yang dia rasakan dalam emosi dan imajinasinya. Mereka tidak peduli terhadap bukti bahwa apa yang mereka delusikan itu salah. Mereka akan tetap berkeyakinan bahwa imajinasi merekalah yang benar.

Ciri utama yang ada pada penderita delusi adalah tidak bisa membedakan antara apa yang benar-benar terjadi (kenyataan) dengan imajinasi yang dibuat sendiri. Mereka cenderung meyakini bahwa imajinasi itu adalah sebuah kenyataan.

Penyebab Delusi

Sampai saat ini, penyebab pasti gangguan delusi belum diketahui secara pasti. Hanya saja, para ahli meyakini bahwa beberapa orang yang pernah memiliki riwayat keturunan schizofrenia cenderung memiliki kesempatan lebih besar untuk terkena delusi. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi sebab terjadinya delusi, yakni sebagai berikut:

Penyebab-Delusi

  • Faktor lingkungan, terutama jika tinggal di dekat orang yang memiliki delusi, pasti memiliki potensi terkena delusi lebih besar.
  • Faktor genetik dan keturunan. Hal ini karena tumbuh dan berkembang bersama orang tua yang memiliki riwayat delusi atau schizofrenia membuat anak berpotensi untuk mengidap delusi juga.
  • Faktor biologis
  • Faktor psikologis.
  • Penyalah-gunaan obat-obatan juga menjadi salah satu faktor penyebab delusi. Ini karena obat-obatan, terutama yang terlarang dapat merusak fungsi otak justru dapat menimbulkan gejala delusi.
  • Banyak mengonsumsi minuman beralkoh*l juga berpotensi merusak fungsi otak menjadi tidak normal dan bisa menyebabkan delusi juga.
  • Stres

Jenis Delusi

Gangguan delusi dibedakan lagi menjadi beberapa jenis. Berikut adalah ulasan lengkap mengenai jenis gangguan delusi:

 

Waham Kebesaran (Grandiose)

Waham kebesaran ini membuat penderitanya meyakini bahwa mereka sebenarnya adalah orang yang ‘besar’, istimewa, dan bertalenta. Maksudnya adalah penderita meyakini bahwa mereka memiliki kekuasaan, memiliki kemampuan tertentu, memiliki kecerdasan yang tidak dimiliki orang lain, dan lain sebagainya.

Bahkan, dalam beberapa kasus penderita waham kebesaran ini menyebabkan penderitanya merasa bahwa mereka menemukan sesuatu yang penting. Sering kali waham kebesaran memberikan persepsi kepada penderitanya bahwa mereka sesungguhnya menjalin hubungan khusus dengan beberapa tokoh terkenal dan bangga akan hal itu.

Padahal dalam kenyataannya, mereka bukanlah apa yang mereka pikirkan.

Waham Cemburu

Seperti namanya, waham cemburu memiliki delusi bahwa pasangan yang mereka memiliki tidak pernah setia kepada mereka. Oleh karena delusi yang mereka derita ini, mereka cenderung merasa curiga kepada pasangannya sendiri.

Mereka akan tetap meyakini bahwa mereka telah diselingkuhi, meskipun sebenarnya tidak ada bukti yang kuat untuk mendukung fakta tersebut.

Erotomania

Kebalikan dari waham cemburu, erotomanisa justru membuat penderitanya selalu merasa dicintai oleh orang lain.  Yang menjadi masalah adalah objek yang mereka buat berdelusi adalah orang-orang terkenal atau tokoh penting yang ada di sekitar mereka.

Bukan hanya itu. Karena merasa telah dicintai, mereka tidak akan segan untuk menguntit objek delusi. Bahkan mereka merasa berhak untuk membuat kontak fisik kepada objek delusi, karena memiliki pikiran bahwa mereka telah dicintai tadi.

Waham Kejar atau Persecutory

Delusi jenis ini selalu merasa terancam sepanjang hidupnya. Ini karena mereka berimajinasi bahwa ada seseorang yang ingin melihat mereka menderita. Mereka selalu cemas karena merasa dimata-matai. Bahkan tidak jarang dari mereka yang berpikir bahwa mereka akan dibunuh oleh seseorang yang bahkan tidak nyata.

Delusi Campuran

Delusi jenis terakhir adalah delusi campuran. Delusi ini adalah keadaan dimana penderita mengalami dua jenis delusia atau lebih di dalam hidupnya. Biasanya penderita delusi campuran membutuhkan pengobatan yang lebih rumit dari delusi biasa.

Pengertian Halusinasi

Pengertian-Halusinasi

Halusinasi sendiri adalah sebuah gejala atau bagian dari gangguan mental. Dalam hal ini, halusinasi dapat diartikan sebagai gangguan persepsi. Dimana seseorang dapat mendengar, melihat, mencium aroma, atau bahkan merasakan sesuatu yang tidak benar-benar ada.

Persepsi atau sensasi palsu ini umumnya diciptakan oleh pikiran manusia itu sendiri. Hanya saja, persepsi yang diciptakan itu tidak benar-benar terjadi.

Penyebab Halusinasi

 

Halusinasi memiliki beberapa hal yang menyebabkan kemunculannya. Biasanya, disebabkan oleh penyakit mental yang diderita manusia itu sendiri. Tetapi juga ada faktor lain yang bisa memicu munculnya halusinasi. Berikut ini adalah beberapa macam penyebab halusinasi:

Gangguan Kejiwaan

Hal yang paling utama yang menjadi penyebab kemunculan halusinasi adalah karena gangguan kejiwaan. Beberapa gangguan kejiwaan yang memicu munculnya halusinasi adalah schizofrenia, depresi, demensia, bahkan sampai ke psikosis alias delusi tadi.

Gangguan Saraf dan Otak

Selain penderita gangguan kejiwaan, halusinasi juga dapat muncul ketika seseorang mengalami gangguan saraf. Beberapa penyakit gangguan saraf yang dapat menyebabkan halusinasi di antaranya adalah Alzhaimer, stroke, epilepsi, parkinson, migrain yang memiliki aura, dan bahkan delirium.

Gangguan Elektrolit

Kekurangan elektrolit juga dapat menyebabkan halusinasi, meskipun bukan jenis halusinasi yang parah. Biasanya, mengalami kekurangan natrium dalam darah (hiponatremia), kekurangan cairan, kekurangan magnesium di dalam tubuh, dan lain sebagainya.

Penderita Penyakit Berat

Pada umumnya orang yang menderita penyakit berat juga pasti akan mengalami halusinasi. Terutama jika telah meminum banyak obat-obatan. Sebab, ada beberapa obat yang mampu menimbulkan halusinasi sebagai efek sampingnya. Berikut beberapa penyakit yang bisa menyebabkan halusinasi: gagal ginjal, HIV/Aids, kanker otak, gangguan hati stadium lanjut, dan lain sebagainya.

Penyebab Lain

Selain beberapa penyebab di atas, halusinasi juga dapat terjadi karena beberapa hal berikut ini:

  • Terlalu banyak minum alk*hol
  • Mengalami cidera kepala berat
  • Kelainan asam basa di dalam tubuh, contohnya asidosis
  • Mengalami gangguan tidur atau biasa juga disebut dengan narkolepsi
  • Mengonsumsi obat-obatan terlarang

Jenis Halusinasi

 

Ada beberapa jenis halusinasi. Nah, beberapa jenis halusinasi yang biasa terjadi pada manusia adalah sebagai berikut:

Halusinasi Sentuhan atau Taktil

Halusinasi ini berkaitan dengan indera perasa manusia. Biasanya, orang yang mengalami fase taktil akan merasa bahwa telah disentuh seseorang. Bisa juga berupa perasaan bahwa ada hewan yang menjalari tubuh. Bisa juga merasa bahwa terdapat gerakan di dalam tubuh, padahal tidak ada apa-apa di sekita orang tersebut.

Halusinasi Pengecapan atau Gustatorik

Biasanya, yang paling sering mengalami halusinasi ini adalah penderita epilepsi. Halusinasi ini membuat penderitanya selalu mengecap rasa-rasa aneh di mulutnya. Padahal, rasa-rasa aneh yang mereka rasakan itu sama sekali tidak ada. Misalnya seseorang terus menerus merasa bahwa mereka sedang mengecap rasa darah, padahal tidak ada darah di dalam mulut mereka.

Halusinasi Pendengaran atau Audio

Jenis halusinasi yang paling umum terjadi adalah halusinasi pendengaran. Seperti namanya, halusinasi ini membuat penderitanya seolah-olah mendengar suara-suara tertentu. Padahal, orang lain yang berada di sekitarnya tidak mendengar suara apapun.

Biasanya, halusinasi pendengaran ini dialami oleh orang yang menderita schizofrenia, demensia, dan juga gangguan bipolar.

Halusinasi Penglihatan atau Visual

Seperti namanya, halusinasi yang satu ini melibatkan visualisasi kepada penderitanya. Orang akan melihat hal-hal lain yang aneh. Padahal, tidak ada objek yang dilihat itu sama sekali.  Baik penglihatan berupa objek, cahaya, manusia, maupun pola visual yang lainnya.

Halusinasi Pengecapan atau Olfaktorik

Jenis halusinasi yang satu ini menyebabkan seseorang mencium bebauan yang tidak dapat dicium orang lain. Misalnya mencium wewangian atau bau busuk, padahal orang lain tidak menciumnya sama sekali.

Perbedaan Antara Delusi dan Halusinasi

Perbedaan-Delusi-dan-Halusinasi

Meskipun keduanya sama-sama merupakan gangguan pikiran yang meyakini bahwa imajinasi yang ada di dalam pikiran merupakan sebuah kenyataan, tetapi delusi dan halusinasi jelas berbeda.

Pada dasarnya halusinasi adalah sebuah gejala gangguan mental, sedangkan delusi adalah salah satu gangguan mental yang cukup tinggi levelnya. Itu adalah perbedaan dasar mengenai halusinasi dan delusi.

Orang yang mengalami halusinasi, belum tentu menjadi seorang penderita delusi. Tetapi sebaliknya, penderita delusi sudah pasti akan mengalami halusinasi dan meyakini bahwa halusinasi itu merupakan sebuah kenyataan. Perbedaan tersebut membuat penanganan antara penderita delusi dengan penderita halusinasi berbeda.

Perbedaan Cara Menangani Delusi dan Halusinasi

Cara-Menangani-Delusi-dan-Halusinasi

Karena pada dasarnya kedua hal tersebut (halusinasi dan delusi) berbeda, maka cara penanganannya juga berbeda.

Untuk penanganan delusi misalnya. Karena delusi sudah termasuk ke dalam gangguan mental, maka cara penangannya tentu jauh lebih serius dari pada menangani halusinasi. Dibutuhkan berbagai terapi untuk menyembuhkan penderita delusi atau psikosis.

Terapi-terapi yang biasanya digunakan adalah psikoterapi, terapi keluarga, ataupun terapi perilaku kognitif. Tujuan dari terapi ini sendiri adalah untuk mengurangi tingkat stres sekaligus membantu penderita untuk lebih mudah bersosialisasi kepada khalayak umum.

Untuk obat-obatan yang digunakan pada penderita delusi adalah jenis neuroleptik dan antipsikotik. Tujuan dari digunakannya obat-obatan ini adalah untuk mengurangi hormon serotonindan dopamine yang ada di dalam otak. Obat-obatan ini juga bisa berfungsi sebagai antidepresan.

Sedangkan untuk penanganan dari halusinasi biasanya lebih sederhana. Penanganannya tergantung pada penyebab dari halusinasi itu sendiri. Tetapi biasanya, penderita halusinasi diberi obat yang digunakan untuk memperlambar kerja otak. Selain itu, juga ada konseling kejiwaan untuk pengobatan lanjutan.

Halusinasi dan delusi memanglah dua hal yang sama sekali berbeda. Meskipun begitu, kedua hal ini juga memiliki persamaan: yakni membuat penderitanya merasakan sesuatu yang tidak dirasakan orang lain. Jika memiliki gejala kedua hal ini, jangan memvonis diri sendiri dulu, ya. Konsultasikan ke psikiater terdekat lebih dahulu.

Itulah beberapa ulasan mengenai delusi dan halusinasi. Yang perlu diingat adalah delusi dan halusinasi adalah dua penyakit berbeda dan memiliki penanganan yang berbeda pula. Semoga artikel ini bermanfaat, ya.


Baca Juga :