13 Contoh Catatan Kaki: Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Jenis

Saat membaca buku, jurnal, atau jenis tulisan lainnya, sering ditemukan catatan kecil yang terletak di halaman paling bawah. Catatan tersebut merupakan catatan kaki. Dikatakan sebagai catatan kaki karena letaknya di kaki atau di bagian bawah halaman.

Catatan kaki ada untuk menjelaskan keterangan yang tidak mungkin dibubuhkan langsung ke dalam tulisan, seperti keterangan sumber tulisan dan lain sebagainya. Agar lebih jelas, berikut ulasan tentang catatan kaki/footnote dan cara penulisan yang benar.

Pengertian Catatan Kaki

 

Catatan kaki merupakan keterangan tertentu yang terletak di bagian bawah halaman suatu tulisan. Keterangan yang dimaksud biasanya menjelaskan referensi dari teks tertentu. Bisa juga berupa komentar yang tidak mungkin dibubuhkan dalam tulisan karena komentar tidak berkaitan dengan pembahasan.

Penulisan catatan kaki diiringi dengan simbol kecil yang dibubuhkan dalam teks. Simbol ini digunakan untuk mempermudah pembaca dalam mencari keterangan catatan kaki. Selain simbol, catatan kaki khas dengan ukuran hurufnya yang lebih kecil.

Lantas apakah setiap tulisan wajib membubuhkan catatan kaki? Jawabannya tidak, catatan kaki hanya dibubuhkan pada tulisan yang memerlukan keterangan referensi. Bukankah referensi ditulis dalam daftar pustaka? Tepat sekali, tetapi penulisan referensi di catatan kaki lebih memudahkan pembaca. Selain untuk menulis referensi, masih banyak fungsi lain catatan kaki yang penjelasannya bisa dibaca di ulasan bawah ini.

Fungsi Catatan Kaki

Fungsi-Catatan-Kaki

Terdapat beberapa fungsi catatan kaki, yang antara lain, yaitu:

  1. Memberi informasi terkait sumber kutipan yang ditulis sehingga pembaca bisa mempercayai isinya. Pembaca juga akan mudah melakukan pencarian jika membutuhkan informasi yang lebih lengkap dari sumber yang dicantumkan.
  2. Sebagai bentuk penghargaan bagi sumber yang dikutip. Sumber memang ditulis di daftar pustaka, tetapi dengan penampilan sumber di catatan kaki membuat sumber kutipan terasa lebih dihargai.
  3. Menjelaskan istilah dengan lebih lengkap. Terdapat beberapa istilah dan ungkapan yang kurang pas jika diletakkan di tulisan sehingga catatan kaki sering menjadi solusinya.
  4. Memperluas bahasan yang tidak mungkin dicantumkan di dalam teks atau tulisan.
  5. Sebagai wadah komentar bagi penulis terkait pembahasan yang tidak mungkin dicantumkan di tulisan. Fungsi kelima ini sangat jarang digunakan tapi masih ditemukan beberapa tulisan.

Fungsi ditulisanya catatan kaki lumayan banyak, bukan? Lantas apakah tujuannya juga banyak? Jawabannya tentu saja karena fungsi selalu berkaitan erat dengan tujuan. Berikut penjelasan lebih lanjut tentang tujuan penulisan catatan kaki.

Tujuan Catatan Kaki

Catatan kaki ditulis dengan tujuan memudahkan pembaca dalam hal pencarian sumber dan pencarian detail penjelasan. Maksudnya bagaimana? Maksudnya adalah dengan adanya catatan kaki, pembaca bisa mengetahui sumber suatu kutipan atau kalimat secara langsung. Jadi pembaca tidak perlu mencari di daftar pustaka, pembaca tinggal melihat di bagian paling bawah suatu halaman.

Kadang, pengertian istilah khusus juga langsung dituliskan di bagian catatan kaki sehingga pembaca bisa lebih mudah mendapatkan penjelasan, tidak perlu searching atau mencari di kamus. Selain memudahkan pembaca, catatan kaki juga bertujuan untuk memudahkan penulis dalam menjelaskan sumber suatu kutipan pada pembaca.

Jenis-Jenis Catatan Kaki

Jenis-Jenis-Catatan-Kaki

Catatan kaki mungkin terlihat sama di setiap tulisan karena hanya berupa catatan berukuran kecil yang ditulis di bagian bawah halaman. Namun sebenarnya catatan kaki terbagi menjadi beberapa jenis yang antara lain sebagai berikut.

1. Sumber Referensi

Jenis catatan kaki yang pertama adalah sumber referensi. Jenis catatan satu ini berisi tentang sumber kutipan yang ada dalam tulisan. Sumber tulisan harus dimasukkan ke dalam catatan kaki jika:

  • Tulisan menyantumkan kutipan langsung
  • Tulisan menyantumkan kutipan tak langsung
  • Menyantumkan tabel, diagram, peta, atau gambar lainnya dari suatu sumber
  • Menyantumkan diagram, tabel, atau sejenisnya yang data-datanya diperoleh dari sumber tertentu
  • Menjelaskan pengertian khusus dengan bahasa sendiri
  • Menjelaskan hal khusus yang tidak termasuk pengetahuan umum
  • Menunjuk bagian lain yang masih dalam satu karangan atau tulisan

Selain hal yang disebutkan di atas, penulis tidak perlu menuliskan catatan kaki sumber referensi.

2. Catatan Penjelas

Jenis selanjutnya adalah catatan kaki penjelas. Jenis satu ini dituliskan untuk menjelaskan suatu pernyataan atau kalimat tertentu. Bukankah penjelasan boleh dimasukkan di dalam tulisan? Lantas mengapa harus dibuat catatan kaki?

Penjelasan memang boleh masuk dalam tulisan, akan tetapi ada penjelasan yang bisa menganggu sistematika tulisan, sehingga penjelasan tersebut harus masuk di catatan kaki. Selain penjelasan, komentar penulis juga bisa dimasukkan di jenis catatan kaki penjelas.

3. Gabungan Sumber dan Catatan Penjelas

Ada juga macam catatan kaki yang merupakan gabungan antara referensi dan catatan penjelas. Urutan penulisannya yaitu menuliskan refrensi dari kutipan yang dicantumkan, lalu ditambah dengan penjelasan atau komentar seperlunya terkait kutipan yang dimaksud. Penjelasan atau komentar bisa berupa keterangan tambahan tentang sumber, penjelasan tambahan tentang kutipan, dan keterangan lainnya.

Jenis catatan kaki ternyata cukup banyak kan? Dari jenis yang disebutkan di atas, ternyata ada yang membuat bingung sebagian orang yaitu catatan kaki yang berupa sumber referensi. Penyebab kebingungan adalah kesamaannya dengan daftar pustaka. Padahal, keduanya berbeda. Agar tidak bingung lagi, berikut ciri-ciri catatan kaki.

Ciri-ciri Catatan Kaki

 

Catatan kaki memiliki ciri-ciri sebagai berikut

  1. Diberi nomor yang berurutan dari halaman pertama
  2. Letaknya di halaman paling bawah, di bawah tulisan utama
  3. Ukuran huruf lebih kecil dari ukuran huruf tulisan utama
  4. Jumlah catatan tidak sama, kadang banyak dan kadang tidak ada, tergantung jumlah kutipan yang dicantumkan dalam satu halaman.
  5. Jika catatan kaki berupa referensi maka nama pengarang tidak dibalik, judul referensi dicetak miring, mencantumkan halaman yang dikutip, dan pemberian tanda kurung pada kota penerbit.

Agar lebih jelas, sebaiknya membaca sistematika penulisan catatan kaki berikut ini.

Sistematika Catatan Kaki

 

Catatan kaki tidak sembarangan ditulis, ada sistematikanya. Sistematika yang dimaksud antara lain yaitu:

  1. Penulisan nomor yang sama dengan nomor di kutipan
  2. Penulisan sumber tulisan atau catatan penjelas. Jika catatan kaki berupa sumber tulisan, urutannya adalah nama penulis, judul tulisan atau buku, tahun terbit, dan nomor halaman
  3. Jika dalam satu halaman ada dua atau lebih kutipan dengan sumber sama, maka penulisannya disingkat. Jadi setelah penulisan nomor, dilanjut dengan penulisan singkatan lalu diakhiri dengan penulisan halaman (jika halaman berbeda). Penulisan singkatan catatan kaki bisa dibaca di ulasan bawah.

Singkatan Catatan Kaki

Singkatan-Catatan-Kaki

Terdapat beberapa singkatan yang biasa muncul di catatan kaki, seperti:

1. ibid.

Ibid merupakan singkatan dari ibidem yang artinya di tempat yang sama. Jadi digunakan saat ada sumber yang sama dalam satu halaman. Namun sumber yang sama berurutan pemakaiannya. Misalnya begini, kutipan nomor satu berasal dari buku A halaman 30, kutipan nomor dua berasal dari buku A juga halaman 30. Maka di catatan kaki, nomor dua hanya perlu ditulis ibid.

Penulisan ibid tersebut biasanya dibuat miring ibid. atau digarisbawahi ibid. Jika halaman yang dikutip berbeda dengan nomor halaman sumber sebelumnya, penulisan ibid disertai dengan nomor halaman (disingkat hlm.) Jadi urutannya yaitu ibid, nomor halaman.

2. op. cit

Selanjutnya adalah op. cit. atau Opere Citato. Singkatan ini digunakan saat menyantumkan sumber yang sama tapi telah didahului dengan sumber lainnya. Halaman dari kedua sumber yang sama pun berbeda.

Misalnya begini, kutipan nomor satu berasal dari buku A halaman 10, kutipan nomor dua berasal dari buku B halaman 17, dan kutipan nomor tiga berasal dari buku A halaman 20. Maka kutipan nomor tiga tersebut harus menggunakan op.cit. Penulisannya yaitu nama pengarang, op. cit, dan dilanjut nomor halaman.

3. loc. cit.

loc. cit. merupakan singkatan dari loco citato yang berarti di karya yang sudah dikutip. Singkatan satu ini digunakan saat menyantumkan sumber yang sama, tetapi telah didahului dengan sumber lainnya. Nomor halaman dua sumber yang sama ini juga harus sama.

Permisalannya yaitu, kutipan nomor satu berasal dari buku A halaman 123, kutipan nomor dua berasal dari buku B halaman 234, dan kutipan nomor tiga berasal dari buku A halaman 123. Maka kutipan nomor tiga bisa menggunakan loc.cit. Penulisannya yaitu nama pengarang dan dilanjut loc. cit.

4. Singkatan lainnya

Selain ketiga singkatan di atas, ada pula beberapa singkatan yang kadang digunakan seperti:

  • Supra: di atas, sebelumnya sudah ada teks yang sama
  • Infra: di bawah, lihat teks yang sama di bagian bawah
  • atau ca. (circa): perkiraan tahun, digunakan untuk penulisan tahun yang kurang meyakinkan
  • cap (caput) atau chap (chapter): bab
  • seq (et sequence): halaman-halaman berikutnya
  • passim: kompilasi, tersebar sana sini
  • c.f. atau conf.: bandingkan dengan

Singkatan dalam catatan kaki cukup banyak, bukan? Jika sudah memahami singkatan-singkatan, bisa mencoba menulis catatan kaki dengan cara di bawah ini.

Cara Penulisan Catatan Kaki yang Benar

 

Menulis catatan kaki tidak sembarangan, ada format yang mengaturnya. Berikut cara penulisan berdasarkan format yang telah ditentukan.

  1. Dari bagian paling bawah tulisan, dibuat jarak 4 spasi lalu dibubuhkan garis yang panjangnya hingga 14 karakter dari kiri (batas margin kiri).
  2. Setelah itu spasi diubah menjadi satu spasi
  3. Pengetikan dimulai dengan penulisan nomor urut yang jaraknya 6 karakter dari batas margin kiri. Penulisan nomor dibuat superscript
  4. Jika penulisan lebih dari satu baris, maka baris kedua dan selanjutnya dimulai tepat di margin teks atau tidak menjorok.
  5. Jika terdapat lebih dari satu catatan kaki, maka spasi antara catatan kaki satu dengan lainnya sama dengan spasi dalam tulisan utama/teks.
  6. Setelah semua catatan kaki ditulis, pastikan jarak catatan kaki dengan margin bawah adalah 3 cm atau sama dengan aturan teks.
  7. Untuk penulisan catatan kaki dengan sumber yang sama, bisa menggunakan singkatan seperti yang telah dibahas di atas.
  8. Untuk penulisan catatan kaki referensi atau sumber, urutannya adalah: Nama Pengarang, Judul Karangan, Tempat: Penerbit, Tahun terbit, halaman.

Selesai, penulisannya sangat mudah kan? Poin nomor 8 mungkin terlihat mirip dengan penulisan daftar pustaka. Namun sebenarnya keduanya berbeda. Perbedaannya bisa dibaca di ulasan berikut.

Perbedaan Catatan Kaki dan Daftar Pustaka

Perbedaan utama antara catatan kaki dan daftar pustaka adalah letaknya. Catatan kaki terletak di bagian bawah halaman tulisan, sedangkan daftar pustakan di halaman belakang atau terakhir suatu tulisan. Daftar pustaka juga dibuat heading atau bab khusus, tidak seperti catatan kaki yang hanya menempel di halaman-halaman.

Selain letak, perbedaan lainnya terletak pada ukuran huruf. Ukuran huruf pada catatan kaki selalu lebih kecil dari ukuran huruf pada tulisan, tidak seperti daftar pustaka yang ukurannya sama. Untuk penulisan pengarang, keduanya juga berbeda. Daftar pustaka mengharuskan nama pengarang dibalik, sedangkan catatan kaki tidak. Contoh berikut mungkin bisa memperdalam pemahaman.

Contoh Catatan Kaki dan Daftar Pustaka

Misal pengutipan sumber dari buku Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian karangan Eko Putro Widyoko, yang diterbitkan oleh penerbit Pustaka Pelajar Yogyakarta di tahun 2011. Contoh penulisan catatan kaki dan daftar pustaka nya yaitu

Catatan kaki

Eko Putro Widyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 76.

Daftar Pustaka

Widyoko, Eko Putro. 2011. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Perbedaannya terlihat jelas setelah melihat contoh di atas, bukan? Agar lebih mengerti tentang penulisan catatan kaki, beberapa contoh di bawah ini bisa dipelajari.

Contoh Catatan Kaki

Contoh-Catatan-Kaki

Penulisan catatan kaki yang berupa sumber rujukan memiliki banyak jenis karena sumber penulisan tidak hanya dari buku. Berikut contoh-contoh penulisan catatan kaki dari berbagai sumber rujukan.

1. Contoh Catatan Kaki dari Buku

Contoh catatan kaki dengan satu pengarang:

Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), hlm. 89.

Contoh catatan kaki dengan dua pengarang:

Hendro Darmojo dan Jenny R. E. Kaligis, Pendidikan IPA II, (Jakarta: Dirjen Dikti, 1992), hlm. 137.

Contoh catatan kaki dengan tiga pengarang:

Halliday, Resnick, Walker, Fisika Dasar, (Jakarta: Erlangga, 2010), hlm.69.

Contoh catatan kaki dengan empat atau lebih  pengarang:

Arif Sadiman, dkk. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 111.

2. Contoh Catatan Kaki dari Jurnal , Majalah Ilmiah, dan Artikel Terbitan Berkala Lainnya

Cara menulis footnote dari jurnal hampir sama dengan penulisan footnote dari buku, berikut contohnya

Lawshe, C. H., “A Quantitive Approach to Content Validity“, dalam Journal Personnel Phsycology, 1975, hlm. 563.

2 Bagus A. Daniel, “Eksplorasi Aspek Analisis Kredit Syariah”, dalam Berita Arsip Nasional, No. 19, Juni 1987 (Jakarta: ANRI, 1987), hlm. 10.

3 Pee, Barbel, et al, Appraising and Assesing Reflection in Student’s Writing on a Structured Worksheet dalam Journal of Medical Education, 2002, hlm. 575-585.

3. Contoh Catatan Kaki ibid , loc. cit. ,op. cit.

Pengertian ibid., loc. cit. dan op. cit sudah dijelaskan di ulasan atas. Berikut contoh penerapannya pada catatan kaki.

¹ Saifudin Azwar, Psikologi Pendidikan,(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2015), hlm. 71.² ibid.

³ ibid. hlm. 93

4 Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 27.

5 Saifudin, loc. cit.

6 Saifudin, op. cit. hlm. 101

4. Contoh Catatan Kaki dari Internet

Banyak juga sumber terpercaya yang didapat dari internet, berikut penulisan catatan kakinya.

1 Sharifah Noor Ashikin, “Keberkesanan Program PEKA dalam Penguasaan Kemahiran Proses Sains Bersepadu”, diakses dari http://myais.fsktm.um.edu.my/5398/1/5.pdf, pada tanggal 31 Januari 2018 pukul 18.27.

5. Contoh Catatan Kaki dari Terbitan Pemerintah

1 Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 2018 tentang Gaji PNS, pasal 4.

6. Contoh Catatan Kaki dari Terbitan Organisasi

1 Practical Work Assesment (PEKA) for PMR, KPM, 2008, hlm 43.

7. Contoh Catatan Kaki dari Putusan Pengadilan

2 Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, “Putusan Nomor 17/PN.Jkt.Pst/Des/2019”, hal. 19.

8. Contoh Catatan Kaki dari Undang-Undang

1 Indonesia (1), Undang-undang tentang Pemilu, UU No. 7 Tahun 2017, LN No. 39 Tahun 2017, TLN No. 5954, ps. 7.<2 Indonesia (2), Undang-undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, UU No. 31 Tahun 1999, LN No. 12 Tahun 1999, TLN No. 2453, ps. 6.

9. Contoh Catatan Kaki dari Wawancara Lisan

2 Wawancara dengan Ahmad Budiyanto, tanggal 27 November 2019 di Auditorium UAD.

10. Contoh Catatan Kaki yang Sumbernya Artikel dalam Buku

1 Setya Noor, “Cara Mendidik Anak Remaja Awal“, dalam Rita Eka (ed.), Perkembangan Peserta Didik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 159.

11. Contoh Catatan Kaki dari Surat Kabar Online

1 Ahmad Haryanto, “Museum Maritim Tanjung Priok”, Kompas, diakses dari https://bebas.kompas.id/baca/utama/2019/12/14/museum-maritim-tanjung-priok/, pada tanggal 12 Desember 2019 pukul 06.19.

12. Contoh Catatan Kaki yang Sumbernya dari Karya yang Tidak Diterbitkan

1 Andi Prastowo dkk., “Kapita Selekta Pendidikan Kewarganegaraan”, Kearsipan Fakultas Ilmu Sosial, UNY, 2002, hlm. 54.

13. Contoh Makalah dengan Catatan Kaki pdf

Berikut terdapat contoh makalah catatan kaki dalam format pdf yang bisa didownload: catatan kaki turabian style

Dari beberapa contoh di atas bisa diketahui bahwa penulisan catatan kaki berbeda-beda, tergantung jenis catatan kaki dan sumber kutipan yang diambil. Catatan kaki yang sama juga menggunakan singkatan untuk meringkas tulisan dan memudahkan pembaca.

Demikian ulasan tentang contoh catatan kaki, jenis catatan kaki, dan cara penulisan yang benar. Semoga bisa bermanfaat.


Baca juga: